Senin, 15 Oktober 2012

Friend

0


"Those who break rules and codes are called garbage. But, those who don’t cherish their friends are worst than that."
"Mereka yang tidak mengikuti aturan disebut sampah. Namun, orang-orang yang tidak menghargai sahabat mereka jauh lebih rendah dari sampah."
(Kakashi, Naruto episode 005)


Sahabat, kawan, rekan. Secara bahasa mungkin ia hanyalah satu kata singkat yang terdiri dari beberapa huruf saja. Namun di dalam kehidupan nyata, kata kecil tersebut mampu menghasilkan milyaran kata yang tak akan mungkin dihitung jumlahnya. Tidak percaya? Coba saja tulis atau ceritakan semua sejarah kehidupan hidup anda bersama sahabat-sahabat anda. Entah berapa ribu jam, atau berapa ribu halaman, barulah cerita dan tulisan anda selesai. Bahkan, selama anda bercerita dan menulis itu pun akan ada kisah-kisah baru yang bermunculan bersama mereka. Benar, sahabat itu tidak ada habisnya.

Secara istilah, banyak yang mendefinisikan sahabat itu sebagai seseorang yang konsisten menemanimu, baik saat suka maupun duka. Pendapat ini sangat bagus, namun pengertian tersebut kesannya seakan-akan kita MEMAKSA orang lain untuk menjadi sempurna terlebih dahulu sebelum kita akui sebagai sahabat. Alangkah egoisnya jika kita menuntut demikian, sedangkan yang membutuhkan sahabat adalah diri kita sendiri.

Bagi saya pribadi, hubungan persahabatan itu layaknya sebuah karma antara dua orang. Misalnya A dan B, jika A menemani B dikala B sedang berduka, maka B akan melakukannya pula ketika A yang berduka. Begitu pula yang terjadi dalam keadaan suka cita. Oleh karena itu, apabila kita menginginkan seorang sahabat yang senantiasa ada disaat senang ataupun susah, selalulah ada untuknya disaat senang dan susahnya. Gampang kan?

Selanjutnya, hargailah semuanya, baik calon sahabat, baru sahabat, sedang sahabat, lama sahabat, mantan sahabat, dan sahabat-sahabat lainnya. Sebab, jika sahabat sendiri pun tidak kita hargai, siapa lagi di dunia ini yang bisa kita hargai? Apabila itu sampai terjadi, maka saat itulah kita menjadi sesuatu yang jauh lebih rendah dari SAMPAH.

Demikianlah uniknya karma persahabatan. Tanpa adanya respect kepada orang lain, tidak akan ada respect orang lain kepada kita, dan tanpa respect orang lain, kita akan menjadi sampah masyarakat karena tidak dianggap. Mau? xD

Read more

Complain

0


"In this world, those who aren’t skilled enough tend to complain more."
"Di dunia ini, mereka yang berkemampuan rendah cenderung untuk mengeluh lebih banyak dari yang lain."
(Kakashi, Naruto episode 004)


Ada banyak sekali sifat-sifat alamiah yang menempel pada manusia. Sebagiannya baik, dan sebagian lagi buruk. Tuhan menciptakan sifat-sifat buruk tersebut untuk menguji manusia, apakah ia memilih untuk menyatu di dalam kebaikan, ataukah malah menceburkan dirinya dalam lautan keburukan yang hitam.

Sebagian menyalahkan Tuhan, mengapa Tuhan menciptakan keburukan, mengapa Ia tidak menciptakan yang baik-baik saja. Saya rasa itu pertanyaan yang sangat salah, karena seharusnya manusia bertanya kepada dirinya sendiri, kok mau-maunya ia memilih yang buruk. We are free to choose, dan bukankah mereka sendiri yang memilih untuk berkecimpung dalam keburukan tersebut?

Well, I’m not in a position to judge others anyway, so.. Salah satu sifat buruk-alamiah manusia adalah, ia suka mengeluh, kita suka mengeluh. Mengeluh itu definisi gampangnya yaitu, jika tertimpa suatu masalah atau berhadapan dengan suatu ujian, alih-alih menyelesaikannya, kita malah bertanya: “Kok gini sih? Gitu sih? Damn!”, dan sejenisnya.

Kakashi bilang, manusia cenderung mengeluh karena kekurang-mampuannya mengatasi masalah atau ujian yang ia hadapi. Namun kali ini saya berbeda pendapat. Menurut saya, mengeluhnya manusia cuma disebabkan oleh asumsinya saja, bahwa ia tidak mampu mengatasi masalah atau ujian tersebut. Padahal
Tuhan sudah berjanji, bahwa manusia tidak akan diuji diluar batas kemampuannya.

Lantas, bagaimana cara menghindari, atau meminimalisir sifat buruk ini? Gampang, cukup satu kata: SYUKUR.

Percayalah, di luar sana masih banyak yang lebih sial dari anda. Hari ini anda tidak bisa makan? Well, di luar sana ada jutaan orang yang hidup berhari-hari tanpa makan. Anda pusing mengerjakan tugas sekolah? Lihat, ada jutaan anak disana menangis karena tidak punya uang untuk sekolah.

So, jika sudah begini, apa lagi yang bisa kita keluhkan? :)

Read more

Loneliness

0


"The loneliness, It’s something worse than getting scolded by parents."
"Kesepian itu jauh lebih buruk dari sekedar dimarahi orang tuamu."
(Sasuke, Naruto Episode 003)


Greetings folks. Ada satu hal yang tak terhindarkan dari kehidupan kita sebagai manusia, yaitu bahwa kita merupakan makhluk sosial yang tidak mampu hidup seorang diri. Anda pernah belajar sosiologi? Tentu anda pernah membaca ini, karena konsep manusia sebagai makhluk sosial tersebut adalah pintu pertama dalam memahami ilmu sosiologi.

We need each other, not only to survive, but also to live. Manusia saling membutuhkan satu sama lain bukan cuma karena mereka tidak bisa menyediakan segala kebutuhan jasmaninya sendiri, namun juga karena hanya bersama orang lain lah kita bisa benar-benar hidup. Kasih sayang, cinta, kekeluargaan, atau bahkan perasaan benci sekalipun tidak akan ada tanpa pihak kedua dan ketiga. Those are the things that make a live worth living.

Dengan kenyataan seperti ini, maka pasti susah membayangkan apa jadinya jika kita hidup dalam sepi dan kesendirian. Bagaimana tidak? Sedangkan kebanyakan dari kita selama ini senantiasa hidup di sekeliling orang lain.  Namun setidaknya kita bisa merasakannya lewat Sasuke ataupun Naruto. They completely understand what lonely is. Oleh karena itulah mereka begitu menghargai hubungan yang berhasil mereka bangun bersama orang lain.

Jadi kawan, sebelum kita lupa dan terlambat, mari kita jaga sekuat-kuatnya semua hubungan yang telah kita bangun dengan orang lain. Because loneliness is HELL.

Read more

Hard Work and Guts

0


"Banyak cara yang dikatakan dapat membawa kepada kesempurnaan, namun sebenarnya intinya hanya satu:: kerja keras dan ketekunan."
(Naruto Episode 2)


Kali ini Naruto lagi, siapa sangka tokoh fiksi yang seringkali dikritik karena bentuknya yang adiktif dan katanya telah membuat ribuan anak-anak (dan orang dewasa) membuang waktunya sia-sia di depan TV ini, dari sisi yang lain ternyata mampu menjadi guru kita. Ia mengajarkan tentang arti kehidupan, sikap pantang menyerah, tanggung jawab, pengorbanan, dan masih banyak lagi. Arigato Kishimoto-sensei, I really-really love Naruto after all. ^_^

Benar! Jalan menuju kesuksesan itu banyak, sangat banyak. Kita boleh mengambil jalan A, B, atau C, hingga Z. Semuanya bisa mengantarkan kepada kesuksesan. Namun ada satu hal yang akan menjadi bekal utama dalam menempuh jalan-jalan tersebut, yaitu HARD WORK and GUTS, kerja keras dan ketekunan.

Ingat, jalan apapun yang kita ambil, masing-masing memiliki rintangan tersendiri, dan semua harus dihadapi. Dalam mengatasi rintangan-rintangan tersebut pasti kita akan berhadapan dengan kegagalan. Apabila kita stuck dalam kegagalan tersebut dan tidak mau melangkah maju lagi, maka tidak akan mungkin kita sampai kepada tujuan akhir jalan tersebut yang bernama kesuksesan. Sekali lagi, rintangan dan kegagalan itu pasti gan.

Pada kondisi inilah kita butuh sikap kerja keras dan ketekunan, yaitu dalam menghadapi rintangan plus kegagalan yang pasti itu gan. Bukankah batu yang keras pun lama-lama akan berlubang jika ditetesi air terus-menerus? Jangan menyerah gan! Teruslah melangkah! Pasti suatu saat kamu, kamu, dan kamu akan sampai kepada kesuksesan.

Satu lagi yang sepertinya harus saya kutip dari episode ini:: The road of becoming a Hokage is a brutal one. So of course, there is no shortcut. Viva Naruto!!! :D

Read more

Will

0


"That is my weakest jutsu. But still, I will do it no matter what!"
"Ini adalah jurusku yang paling buruk, namun aku akan tetap melakukannya!"
(Naruto, Naruto Episode 1)


Hai sobat, WILL adalah salah satu unsur terpenting untuk meraih kesuksesan. Bagaimana mungkin kita sukses hanya dengan diam dan duduk termangu di dalam kamar mandi. Pada kondisi itulah kesadaran, tekad, semangat, mental baja, dan sikap pantang menyerah menjadi penting. Sebab, hal-hal itulah yang menjadi pendorong utama yang mampu mengalahkan monster kecil nan beringas yang bernama DIAM. WILL melahirkan aksi, dan aksi itulah yang akan mengantarkan kita kepada kesuksesan.

Well, diam memang berbahaya, tapi seringkali kenyataan itu tertutupi asumsi kita yang merasa bahwa melakukan aksi jauh lebih berbahaya. Kita pikir tindakan A akan menimbulkan resiko A dan tindakan B akan menimbulkan resiko B. Akhirnya kita pun lebih memilih diam dan lari dari resiko-resiko tersebut. Absurd...

Kata orang, melarikan diri itu g laki banget gan. ^_^

Tiap mawar memiliki bunga dan duri. Agar sukses mendapatkan bunganya, kita harus menghadapi durinya. Kadangkala kita akan tertusuk dan menarik tangan kita kembali, namun dengan begitu kita akan belajar untuk menghindari duri tersebut sehingga bisa mendapatkan bunganya dalam percobaan kedua atau ketiga. Tapi dengan diam, kita tidak akan mendapatkan apapun.

Kata orang lagi nih gan, lebih baik mati berjuang daripada hidup terkekang.

Saya kira Naruto sangat memahami ini. Dia tau bahwa dirinya sangat lemah dalam jurus Bunshin, dia tau bahwa dirinya mungkin tidak lulus karena kekurangannya ini, but he do it anyway. Barangkali berhasil, ia bisa lulus dari akademi, namun jika gagal ia masih bisa belajar dari kegagalan tersebut. Pada akhirnya ia berhasil menguasai jurus Bunshin tertinggi yang bernama Kage-Bunshin kan?

G diragukan lagi gan, I really LOVE Naruto. ;D

Read more

Sabtu, 18 Agustus 2012

Fun Studying

0


Prolog

“I’m lazy, I won’t attend the English class. It’s really really boring!!!”
“Oh man, it’s hard! I don’t understand. Why the heck is this part so difficult?”
“What? Math? No thanks, I’m sick of it, it drives me crazy.”


Every now and then, we hear those statements really often, even from our own mouth. Whenever we felt a lesson is really difficult to understand. Not only in Math lesson, but also in every lesson that round our brain like a hurricane and strike it as a thunderstorm. Actually the lesson is not as hard as we thought, but we cannot think smoothly because we are so pessimistic about it. There are some reason others that.

Here I am want to help you how to solve the problem and learn everything much faster than before. Although this article is just about studying, I am sure it can be used on another problem as well because all ways of studying are basically same. I do hope it will be useful for us.

Study Analysis

Actually, if we look closely to the problem above, we can understand the real reasons that cause it. Here are some of the funniest reasons I found:

1. Studying in the class is boring
Believe it or not, studying is in the second rank of “the most boring thing in this world” after waiting. It is because most of teachers in this world do not give their student some times for being active in the class. They only let the students listen to their speeches on the chairs and order them to write. That is really horrible. They do not realize that students feel bored and hope of crushing the class as soon as possible just to get out of that hell of boring.

2. Studying alone is even more boring
After being bored in the class, any student will feel desperate. I am pretty sure that actually from the bottom of their heart, they really want to study and be clever like the rest of their friends. So they will think that they should study alone in their homes. But studying alone is more boring than studying in the classroom because no one there to ask to when they need helps. It makes them more and more desperate. And finally, they will give up and stop like a very pity chick that separated from its parents.

3. Not doing anything is the most boring thing
If the students finally given up studying, they will feel even more bored of not doing anything. They will try to find another thing to do to spend their zero time whatever it is. Playing games, reading comics, browsing, watching TV, listening music, or the worst: sleeping. Maybe it is OK as long as what they do is a positive works. But what will happen if they do something else, I mean something negative, beating their friends, bullying, hanging out without any destination, wrecking the house, or even stealing. We should never let this happen forever and ever or some people are going to be hurt.

Problem Solving

If we take a good look of the reasons above, we can understand the main culprit of the problems: boring. As we can see, boring can mess up everything including our very own hobby. We may like football, but one day we will feel that football is boring and we will not like it anymore. So, how to make studying fun?

First thing first, we should know something fun, something that can make us feel happy. Secondly, combine that fun thing with studying. Example in learning English, we can study English through English-based comics, or English-based films, English-based games, or every fun thing we can mix with. It will result a very great effect in our mood, and whenever we feel in a good mood we can study happily even though studying is boring. Here is the formula I realize about it:

Boring Thing + Fun Thing = Fun Thing

So, basically all boring thing can be a fun thing if we mix it with another fun thing. In example, we can make waiting be more fun if we mix it with some fun mobile games and the waiting will bore no more. That is why I said that this article can be used not only in studying but also in another matter as well.

Conclusion

It has been years since we born in this world. We should realize that there are a lot of boring things in this world and they can destroy our happy life and we cannot escape of them. So the only thing we can do is confront them with full force we have and manipulate it for our advantage. Just remember the formula and I am sure everyone can do this and success.

Read more

Terima Kasih Pahlawanku

0


JASMERAH – Jangan melupakan sejarah *Soekarno*


Tempo hari seluruh lapisan masyarakat Indonesia bersuka cita merayakan hari kemerdekaannya, hari dimana negara yang dulunya dikuasai oleh negara sana dan sini akhirnya berhasil bebas dari cengkeraman penjajahan. Berkat perjuangan tanpa henti dari pahlawan-pahlawan yang dengan gigih bergerak demi kita, anak-cucunya.

“Jangan melupakan sejarah”, demikianlah salah satu nasehat yang ditinggalkan presiden pertama kita. Jika kita bawa kepada konteks kemerdekaan, maka nasehat ini bisa diartikan “jangan melupakan jasa para pahlawan”. Walaupun mereka mungkin tidak pernah minta diingat, tidak pernah minta dihargai, dan bahkan tidak pernah minta diberi gelar pahlawan. Namun apakah pantas jika kita, anak-cucunya, yang mendapatkan kemerdekaan karena jasa mereka, tidak mengingat mereka, tidak menghargai mereka, dan tidak mempahlawankan mereka? Cuma orang TOLOL, EGOIS, dan TAK BERKEMANUSIAAN yang melakukan hal tersebut.
*Ya Tuhan, lindungilah kami dari ketololan, keegoisan, ketidak berkemanusiaan, dan sifat jelek lainnya. Amin*

Lantas, bagaimana cara mengaplikasikan nasehat diatas? Apa cukup dengan mengingat saja? Menghargai saja? Atau memberi gelar pahlawan saja? Tentu tidak.

Banyak tulisan yang membahas tentang ini. Sebagian mengatakan bahwa caranya adalah dengan tidak menyia-nyiakan kemerdekaan ini, dan memaksimalkan segala sesuatu yang kita kerjakan saat ini. Bagi yang pelajar belajarlah semaksimal mungkin, agar ilmu pengetahuannya berguna bagi negara. Bagi tentara perkuatlah diri semaksimal mungkin, agar kekuatannya berguna bagi negara. Bagi ulama bimbinglah umatnya semaksimal mungkin, agar umat bimbingannya berguna bagi negara. DST.

Saran ini bagus, dan saya sangat sepakat dengan hal tersebut. Selain itu masih banyak pula pendapat lain tentang cara mengisi kemerdekaan hasil perjuangan para pahlawan ini, dan saya pun punya opini sendiri.

Bagi saya, menghargai pahlawan pada masa kemerdekaan adalah dengan menghargai pahlawan-pahlawan saya sekarang. Saya punya banyak pahlawan pribadi, ibu saya, ayah saya, adik-adik saya, sahabat-sabahat saya, guru-guru, sayasenior-senior saya, dan semuanya yang berperan besar dalam mengembangkan dan membimbing saya, semua adalah pahlawan.

Ibu mengajarkan saya untuk sabar dalam setiap cobaan, ayah mengajarkan saya untuk kuat menghadapi segalanya, adik saya adalah pendorong untuk berlari lebih cepat, sahabat saya selalu menemani dalam keadaan susah dan senang saya, para guru adalah mereka yang selalu bersabar dan berbaik hati mewariskan ilmu kepada saya, senior adalah pihak yang mengarahkan saya ketika saya masih bego. Semua adalah pahlawan.

Jika saya berhasil di mata pahlawan yang ada di hadapan saya sekarang, saya pasti bisa berhasil di mata mereka yang ada di masa lalu. Sebaliknya jika di mata pahlawan masa kini saja saya gagal, mengecewakan, dan membuat malu mereka, apalagi bagi pahlawan di masa lalu.
*Ya Tuhan, bantulah kami untuk menjadi pribadi yang membanggakan bagi para pahlawan kami*

Ini menurut saya, apa anda sependapat dengan saya? Atau punya pendapat lain? Silahkan.
*DIRGAHAYU INDONESIA*

Read more

Minggu, 20 Mei 2012

Ku (Tak) Tau yang Ku Mau

0

"If you can’t find what you want to do, then do what you can see to do now.
Nobody finds what they want immediately, but if you waste your time because of that, you'll never find anything."
Mary, Harvest Moon Back to Nature
***

Pagi sahabat. Pernah g kalian bangun kesiangan, ngucek-ngucek mata, buang aer sekalian wudhu, sholat dhuha pake doa qunut (alias subuhan), liat jadwal yang ternyata masih gitu-gitu z g ada yang penting, bingung mau ngapain lagi, ujung-ujungnya malah tidur lagi dehhh. Pasti pernah ya? Ngaku aja lah.. Apalagi anak-anak kosan yang jauh dari mata bo-nyokap.

Errr, saya bukannya nyalahin lo ya, tapi kalo kalian pernah atau malah sering gitu berarti MASALAH banget. Karena menurut pengalaman saya, pagi adalah waktu paling efektif dan efisien untuk mengerjakan apapun. Contoh gampangnya ngerjain PR  z deh, pagi tu paling enak, karena otak kita masih seger dan plong, jadi ide-idenya gampang keluar. Beda lagi kalo ngerjainnya siang-siang, mana panas, bete habis dimarahin guru killer lagi. Apalagi malem, mata udah ngantuk, lampu murahannya juga udah sekarat, lama-lama ketiduran juga. Pada akhirnya hanya deadline yang bisa mengalahkan itu semua. Haha

Sebenarnya kalo mau dianalisis, penyebab utama penyakit bangun-tidur-tidur-lagi yang udah dilagukan secara nasional oleh Mbah Surip ini adalah karena kita bingung mau ngapain, g punya tujuan, g punya cita-cita. Tipe-tipe yang sukanya go with the flow, atau bahasa kasarnya PASRAHAN. Aslinya go with the flow itu g salah sih, tapi seringkali mengakibatkan pengangguran berlebihan saat flow-nya lagi mandek. Bener kan?

Makanya punya cita-cita itu penting, walaupun memilih cita-cita itu emank g gampang. Kita yang udah beranjak dewasa ini beda ama anak esde yang tinggal comot, mau jadi presiden lah, astronot lah, putri dan pangeran lah, atau yang parah pengennya jadi doraemon. Karena umur kita ni udah mulai mikir, mungkin g ya gue jadi presiden, astronot, putri-pangeran, atau doraemon? Saya sendiri juga masih bingung nih nanti maunya jadi apa. Jadi inget ceramahnya Jessica di film Eclipse nihh..

***
When we were five, they asked us what we wanted to be when we grew up. Our answers were things like astronaut, president, or in my case, a princess.
When we were ten, they asked again, and we answered, rock star, cowboy, or in my case, a gold medalist.
But now that we've grown up they want a serious answer. Well, how about this... Who the hell knows?
This isn't the time to make hard and fast decisions, this is the time to make mistakes.
Take the wrong train and get stuck somewhere. Fall in love, a lot. Major in philosophy, because there's no way to make a career out of that. Change your mind, and change it again, because nothing is permanent.
So, make as many mistakes as you can. That way, someday, when they ask what we wanna be, we won't have to guess, we'll know.
***

Jadi gimana solusinya nih? Ya udah go with the flow aja, ikutin aja arusnya, tapi jangan sampe kita ikut berhenti saat arusnya berhenti, dayung sendiri donk biar kapalmu terus melaju walaupun tanpa arus. Kerjakan apa yang ada, bermanfaat buatmu dan-apalagi buat orang lain. Jadi walaupun dermaga tujuanmu masih abstrak dan geje, dengan terus mendayung dan mendayung suatu saat pasti ketemu ujunganya. Kalo kamu berhenti kapan nyampenya coba?

“g ada orang yang langsung ketemu dengan apa yang dia mau, tapi kalo kamu buang waktumu stuck disitu ya g bakalan nemu apa-apa”

Begitulah kata Mary dalam game Harvest Moon Back to Nature, versi konsol PS One yang booming waktu masih SD dulu, sekarang mungkin konsol ini udah tenggelam puluhan konsol modern dengan teknologi grafik yang jauh lebih advance. Saya sendiri udah g punya konsolnya, katanya ibu udah dikasih ke adek sepupu gitu. Sekarang emulator lah yang jadi solusi. G ada konsol, laptop pun jadi.

Well, tunggu apa lagi? Tuh liat ada bungkus permen geje di jalan, buangin ke tempatnya yang bener deh. :D

Read more

Jumat, 27 April 2012

Catatan singkat tentang KEPEMIMPINAN

0

"If the king doesn’t move, the rest won’t follow."
Lelouch Vi Britania - Code Geass, Lelouch of The Rebellion, Episode 1: The Day The Demon Prince was Born.
***

Pagi sobat. Siapa seneng main catur? Suka g suka pasti kita pernah denger apa yang namanya catur. Biasanya sih yang suka itu karena dia pinter mainnya n sering menang, sedangkan yang g suka itu berarti sering kalahan atau malah g bisa main sama sekali. Bener g tuh?

Anyway, catur adalah salah satu game terbaik di dunia, karena ia mengajak kita berpikir seserius mungkin untuk mengalahkan lawan. Saking hebatnya, bahkan dikatakan oleh Asuma Sensei di komik Naruto bahwa shougi (catur Jepang) pada masa lalu merupakan media bagi ahli taktik untuk merencanakan strategi perang mereka. Jadi, seandainya para master catur dunia saat ini mau, mungkin mereka bisa menaklukkan dunia #ngimpi. Hahaha

Quote diatas adalah salah satu filosofi catur yang menurut saya, sangat keren untuk diaplikasikan dalam kehidupan kita. Apalagi jika kita memiliki posisi sebagai pemimpin, ya pemimpin keluarga lah, pemimpin suatu organisasi lah, atau minimal pemimpin diri kita sendiri. Buat presiden SBY yang tercinta dan akhir-akhir ini sering galau juga boleh kok.

Pemimpin itu tugasnya bukan cuma ngomando doank, nyuruh sana-nyuruh sini sambil pegang senapan buat nembakin siapa yang membangkang. G bisa gitu coy. Pemimpin itu juga harus menjadi SURI TAULADAN bagi bawahannya. Artinya, pemimpin lah yang bergerak duluan, baru boleh nyuruh-nyuruh.

Selain itu, ada dua filosofi kepemimpinan lainnya yang rada bagus juga nih.

“If the king move alone, the rest can’t protect”. Jika seorang pemimpin terlalu EGOIS dan SOMBONG, menganggap dirinya mampu menyelesaikan semua sendiri, tidak mengindahkan suara bidak A dan suara bidak B yang bermaksud melindunginya, maka ia akan mati percuma. Ingat, organisasi adalah milik banyak orang, bukan milik anda sendiri, hargailah anggota anda, rangkul lah sebaik-baiknya, dan dengarkan suara mereka.

Satu lagi nih:: “If the king kick his own pawn, the rest will rebel”. Apabila pemimpin MENENDANG bawahannya sendiri, semua akan berontak. Maka pimpin lah anggota kalian dengan wibawa, bukan otoritas.

Jadi pemimpin emang g gampang, tapi udah takdir kali ya, semua orang pasti jadi pemimpin. Kita yang masih remaja mimpin diri sendiri, ibu mimpin anaknya, ayah mimpin keluarganya, pak kades mimpin kampungnya, pak gub mimpin daerah, pak pres mimpin negaranya, DST lah pokoknya. Suka g suka, kita harus bisa memimpin. Makanya belajarlah, biar bawahanmu dan dirimu sendiri g menderita akibat kepemimpinanmu.

Dan terkhusus buat semua sahabat saya yang sekarang memimpin. Selamat berjuang kawan, kami pasti akan selalu mendukungmu!!!

Read more

Rabu, 25 April 2012

Catatan Singkat Tentang SEMANGAT HIDUP

0

What doctors can do is only to reach out to patiens who want to stand up. The will to stand up is from the patient himself.

Asada Ryutaro, Iryu (a.k.a. Team medical Dragon) Karte 08
***

Met sore sobat. Curhat dikit ya.. Beberapa waktu yang lalu saya nonton Iryu, versi sinetron dari komik berjudul Team Medical Dragon yang sudah saya baca beberapa tahun lalu. Entah kenapa melihat perjuangan para dokter menyelamatkan nyawa pasien, serta perjuangan pasien melawan penyakitnya, membuat air mata tanpa terasa menetes dengan sendirinya. Menurut survey, jarang-jarang lo cowok nangis, apalagi cuma gara-gara sinetron, tapi g tau juga kenapa kok kemaren tanggul di mata saya g kuat menahan serbuan tsunami di belakangnya. Ngalah-ngalahin lumpur Lapindo nih. Hahaha

Di sela-sela nonton itulah saya teringat sms salah seorang teman yang isinya juga curhat. Ceritanya dia ini lagi ada masalah berat, SANGAT berat, sampe-sampe dia ngerasa pengen mati aja, g sanggup mengangkat beban seberat ini. Ya Tuhan.. Berikanlah kami kemudahan untuk mengatasi segala cobaan yang Engkau berikan. Aminnn... Makasih ya udah dengerin curhat saya. :)

Anyway, beginilah warna-warni dunia. Disana ada banyak orang yang berjuang keras untuk hidup, sedangkan di bagian bumi yang lain malah ada yang ingin membuangnya.

Quote kali ini mengajarkan betapa pentingnya hidup itu. Para dokter luar biasa yang hidup dalam film tersebut akan berjuang sekuat tenaga menyelamatkan pasiennya selama masih ada harapan, sekecil apapun itu. Namun semangat hidup dan hasrat akan kesembuhan berasal dari pasien itu sendiri. Saya pernah denger ada penelitian yang berhasil membuktikan bahwa keinginan kuat pasien untuk sembuh berpengaruh besar terhadap proses pengobatan yang dijalaninya. Coba pikir deh, gimana dokter bisa bantu kalo kamunya sendiri udah nyerah berjuang melawan penyakit itu?

Di kehidupan nyata, sebenarnya teman, bo-nyokap, adek-kakak, DLL adalah sosok dokter yang mampu membantumu mengatasi masalah apapun. Tapi kalo kamunya sendiri udah nyerah dan lebih memilih lari ketimbang menghadapi segalanya, ya udah... bye-bye aja deh.

Cobalah sekali-kali kalian pergi ke rumah sakit, liatin mereka yang berjuang habis-habisan melawan penyakitnya. Kali aja dengan begitu timbul kesadaran dalam diri kita mengenai pentingnya hidup ini. Bukannya nikmat sehat terasa karena ada sakit, dan nikmat hidup terasa karena ada kematian kan?

Jangan mau donk ikut-ikutan adat harakiri Jepang, salah dikit aja langsung bunuh diri. Padahal kalo kamu terus hidup, suatu hari pasti kesalahan itu bisa diperbaiki.

So, hargailah hidupmu, dan hargailah Tuhanmu yang udah baik hati ngasih kehidupan itu. Cepetan sana sholat yang banyak. :D

Read more

Catatan Singkat tentang BAKAT

1

Ever since I lost my studying talent, my comprehension has gone down. For something I would’ve understood the first time, I now need one hundred times to understand. But, if I study one hundred times more I should make it.
If you don’t have the talent you work hard to make up for it, and that’ll do.

Ueki – The Law of Ueki, Episode 04: Tha Law of Martial Arts
***

Salam kangen sobat. “Life is never flat” kata Agnes Monica dalam iklan Chitato beberapa tahun yang lalu, hidup itu nggak ada yang luruuuuus aja, pasti ada tikungan tajam di sana-sini. Cobalah sekali-sekali kalian menyusuri jalan-jalan beraspal di gunung yang menanjak-menurun dan penuh tikungan (dan kadang-kadang menyebabkan kecelakaan #pengalaman coy), tapi justru menyajikan pemandangan yang luar biasa Subhanallah-nya. Jadi jangan takut jika suatu hari ada satu-dua problem dalam hidupmu, karena bisa jadi masalah tersebut justru akan membawamu kepada kenikmatan yang tidak akan tergantikan oleh apapun. :)

Salah satu bentuk masalah yang seringkali dirasakan oleh manusia-manusia labil yang masih dalam masa pencarian jadi diri (jarene seh) alias remaja, atau siapapun lah tuek-muda juga boleh, yaitu disaat kita merasa g punya bakat buat melakukan sesuatu.

Misalnya ni ya, kamu aslinya suka nyanyi n pengeeen banget ikut Indonesian Idol. Kali aja hoki dipilih sama Agnes-Dhani-Anang yang kebetulan lagi baik hati #ngimpi. Tapi apa daya kok rasa-rasanya suara serak-serak becek n mulutnya bau jigong. Akhirnya kamu jadi pesimis duluan n g jadi ikut audisi deh... Sayang banget ya, padahal mungkin aja hoki beneran lo. :P

Anyway, emang sich aslinya manusia itu diciptakan berbeda-beda. Aku bakat nulis, kamu bakat baca. Aku bakat masak, kamu bakat makan. Aku bakat nyanyi, kamu bakat dengerin #prettt hahaha. Pokoknya intinya bakat kita beda-beda gitu deh, tapi bukan berarti klo kita g punya bakat terus kita g bisa melakukannya sama sekali kan?

Nah, dalam quote diatas, Ueki yang hidupnya di alam khayalannya Tsubasa Fukuchi itu ngajarin kita semua, bahwa ketiadaan bakat bukanlah akhir dari segalanya. Kasian lo dia, padahal dulunya puiiinter, cukup sekali belajar langsung paham segalanya. Tapi sejak kehilangan “bakat belajar”nya dia harus belajar ratusan kali baru ngerti ni pelajaran maksudnya apa. Namun justru ia menjalaninya dengan senang hati.

Kita yang hidup di alam nyata juga harus gitu donk. Walaupun kita g punya bakat, kita masih bisa menutupinya dengan hal lain. Kalo memang suara kamu udah jelek dari sononya, ya cari lah ciri khas yang bisa menutupinya, karena justru penyanyi yang survive itu adalah mereka yang punya ciri khas dan karakter yang beda dari yang lain. Liat aja boy-girlband yang suaranya pas-pasan gitu, tapi karena ada ciri khas berupa tarian K-Pop atau apapun namanya itu lah, mereka ya masih bisa eksis kok di blantika musik Indonesia.

So, tunggu apa lagi? Cepetan lari sana, kejar mimpimu!!! :D

Read more

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting