Minggu, 23 Mei 2010

Catatan Kecil Tentang Waktu dan Kebenaran

0

Kata Rosul waktu adalah pedang, kata orang barat waktu adalah uang, kata orang aneh waktu adalah jam. Well.. namanya juga orang aneh jadi wajarlah. :P

Apapun pengertian waktu yang anda yakini, saya rasa secara umum kita semua sepakat bahwa pada dasarnya waktu bagi manusia tak lebih dari sebuah batas, batasan antara hidup dan mati. Siapa yang masih punya waktu berarti dia masih hidup dan siapa yang waktunya sudah habis berarti ia telah mati. Memang simpel, tapi begitulah hubungan utama antara waktu dan manusia. Adapun waktu yang berjalan sesudah seseorang mati itu sejatinya tidak berguna lagi baginya, karena oleh Tuhan dia akan ditempatkan di tempat dimana waktu tidak berlaku lagi; akherat.

Ada sebuah hak istimewa yang dimiliki oleh waktu, yaitu bahwa waktu selalu benar, waktu tidak pernah salah, dan kebenaran waktu tidak akan pernah bisa diganggu oleh kebenaran apapun. Jika waktu mengatakan bahwa saya mati hari ini juga, maka matilah saya. Jika waktu mengatakan saya masih hidup hari ini, maka hiduplah saya. Hanya saja kita tidak tahu kapan waktu kematian itu tiba.

Contoh yang lebih kongkrit misalnya orang yang sakit parah -sebagaimana romdhon misalnya, yang tidak memiliki organ hati untuk menyaring racun dalam tubuhnya- dan seharusnya mati menurut teori kebenaran ilmiah maupun kedokteran, akan terus hidup jika waktu berkata demikian. Sebaliknya, walaupun saya sehat -hidup tanpa ada penyakit apapun- dan menurut kebenaran ilmiah maupun teori kedokteran tidak mungkin mati, saya pasti akan mati jika waktu berkata demikian.

Namun ada satu pengecualian, hanya satu, yaitu jika jam tangan dan kalender anda salah atau tidak cocok dengan jam dan tanggal seharusnya, maka berarti waktu anda salah, hehehe. Oleh karena itu sobat, merupakan sebuah keharusan bagi kita untuk menghargai waktu. Siapa tahu dengan menghargai waktu tersebut, dia akan berbaik hati kepada kita dan memperpanjang masa hidup kita, siapa tahu..

Saya memiliki sebuah cerita menarik mengenai menghargai waktu ini. Setiap hari di ruang perkuliahan, saya dan sahabat-sahabat lain seringkali berdebat mengenai materi yang disampaikan oleh dosen maupun sahabat yang kena giliran presentasi. Kadang-kadang perdebatan itu memakan waktu yang lama, bahkan sering melampaui batas waktu dan jadwal yang ditentukan sehingga membuat kelas yang jadwal kuliahnya setelah kami menjadi terlambat. Sungguh kasihan mereka, terdzolimi dan terpotong waktu belajarnya hanya karena debat kusir kami yang tidak berujung. Setelah sekian lama merenungi hal ini, saya pun sadar. Seharusnya jika waktu habis kami pun wajib berhenti berdebat.

Oleh karena itu sobat, apabila waktu kuliah anda sudah habis BERHENTI BICARA, BERHENTI BERDEBAT, BERHENTI BERTANYA. Hargai waktu anda, hargai waktu sahabat-sahabat yang jadwal kuliahnya setelah anda. Persetan dengan kebenaran ilmiah yang anda cari, persetan dengan idealisme kebenaran yang anda anut, dan persetan dengan diri anda sendiri. Ketahuilah, bahwa kebenaran ilmiah dan idealisme kebenaran atau bahkan diri anda sendiri tidak akan bisa membenarkan dari kesalahan anda melawan kebenaran preogratif waktu, yang dalam hal ini adalah jadwal kuliah.

Ketahuilah, bahwa ketika anda melampaui jadwal ini, anda telah dzolim kepada sahabat-sahabat yang jadwal kuliahnya setelah anda. Lalu jika mereka balas dendam kepada kelas setelahnya, maka dosa kedzoliman anda akan menjadi dosa sistemik yang berlanjut hingga jadwal perkuliahan di hari tersebut berakhir. Bayangkan betapa banyaknya dosa yang anda lakukan pada hari itu. Wallahu a’lam.

Read more

Catatan Kecil Tentang Keseimbangan

0

Masa kecil adalah starter kehidupan. Ibarat Grand Line, masa kecil adalah pulau pertama yang akan menentukan pulau apa saja yang akan kita lewati dalam perjalanan berikutnya. Walau demikian, ada 1 hal terpenting yang tidak boleh direnggut dari masa kecil kita, yaitu permainan. Fitroh anak kecil adalah keinginan untuk senantiasa bermain dalam keadaan apapun dan siapapun tidak berhak menyalahkannya atas hal itu. Persetan dengan isu-isu pendidikan yang katanya harus ditanamkan sejak kecil jika unsur permainan tersebut terpaksa dilepaskan oleh seorang anak. Persetan dengan alasan starter kehidupan yang baru saja saya sebutkan. Adapun orang-orang yang tetap memaksakannya maka mereka adalah setan, setan yang bekerja untuk merenggut fitroh manusia untuk masuk surga.

Ketika anak kecil beranjak dewasa dan mampu membedakan yang benar dan salah, maka seharusnya fitrohnya sudah berubah. Seharusnya dia sudah memiliki orientasi untuk menjadi dewasa, tidak kekanak-kanakan. Kedewasaan itu ditandai dengan kemampuan membuat prioritas, yang penting didahulukan, dan yang kurang atau tidak penting dipinggirkan. Namun yang banyak terjadi sekarang, remaja sama sekali tidak dewasa. Mereka masih kekanak-kanakan, manja, cengeng, minder, dan segala sifat anak kecil lainnya. Ada yang salah pada starter kehidupan mereka, dan itu berarti ada yang salah pada masa kecilnya.

Kemungkinan pertama, masa kecilnya tidak bahagia. Ia selalu dipaksa belajar dan belajar atau bekerja dan bekerja sehingga fitroh asalnya untuk bermain terenggut. Hasilnya ia akan balas dendam; bermain pada masa remajanya. Yang salah siapa? Bukan hanya orang tua, tapi bisa jadi gurunya, sistem sekolahnya, negara yang membuat sistem sekolah itu, orang yang pertama kali mencetuskan sistem itu, dan seterusnya – dengan kata yang lebih simpel: lingkungan -. Kesalahan sistemik, memang. Maka mulailah dari diri kita sendiri untuk mengubah hal itu.

Kemungkinan kedua, masa kecilnya terlalu dimanja. Ia dibiarkan bermain seenaknya tanpa diatur sehingga terbawa sampai dewasa. Mau bagaimana lagi? Katanya. Sejak kecil saya sudah seperti ini koq. Dan akhirnya lagi-lagi kesalahan sistemik alias lingkungan yang berperan disini. Maka lagi-lagi saya ingatkan untuk memulai dari diri sendiri.

Oleh karena itu sobat, keseimbangan itu penting. Ada air ada api, ada matahari ada bulan, sedari dulu keseimbangan mengatur dunia ini. Maka mengapa keseimbangan itu tidak kita terapkan dalam kehidupan kita sendiri? Wallahu a’lam.

Read more

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting