Masa kecil adalah starter kehidupan. Ibarat Grand Line, masa kecil adalah pulau pertama yang akan menentukan pulau apa saja yang akan kita lewati dalam perjalanan berikutnya. Walau demikian, ada 1 hal terpenting yang tidak boleh direnggut dari masa kecil kita, yaitu permainan. Fitroh anak kecil adalah keinginan untuk senantiasa bermain dalam keadaan apapun dan siapapun tidak berhak menyalahkannya atas hal itu. Persetan dengan isu-isu pendidikan yang katanya harus ditanamkan sejak kecil jika unsur permainan tersebut terpaksa dilepaskan oleh seorang anak. Persetan dengan alasan starter kehidupan yang baru saja saya sebutkan. Adapun orang-orang yang tetap memaksakannya maka mereka adalah setan, setan yang bekerja untuk merenggut fitroh manusia untuk masuk surga.
Ketika anak kecil beranjak dewasa dan mampu membedakan yang benar dan salah, maka seharusnya fitrohnya sudah berubah. Seharusnya dia sudah memiliki orientasi untuk menjadi dewasa, tidak kekanak-kanakan. Kedewasaan itu ditandai dengan kemampuan membuat prioritas, yang penting didahulukan, dan yang kurang atau tidak penting dipinggirkan. Namun yang banyak terjadi sekarang, remaja sama sekali tidak dewasa. Mereka masih kekanak-kanakan, manja, cengeng, minder, dan segala sifat anak kecil lainnya. Ada yang salah pada starter kehidupan mereka, dan itu berarti ada yang salah pada masa kecilnya.
Kemungkinan pertama, masa kecilnya tidak bahagia. Ia selalu dipaksa belajar dan belajar atau bekerja dan bekerja sehingga fitroh asalnya untuk bermain terenggut. Hasilnya ia akan balas dendam; bermain pada masa remajanya. Yang salah siapa? Bukan hanya orang tua, tapi bisa jadi gurunya, sistem sekolahnya, negara yang membuat sistem sekolah itu, orang yang pertama kali mencetuskan sistem itu, dan seterusnya – dengan kata yang lebih simpel: lingkungan -. Kesalahan sistemik, memang. Maka mulailah dari diri kita sendiri untuk mengubah hal itu.
Kemungkinan kedua, masa kecilnya terlalu dimanja. Ia dibiarkan bermain seenaknya tanpa diatur sehingga terbawa sampai dewasa. Mau bagaimana lagi? Katanya. Sejak kecil saya sudah seperti ini koq. Dan akhirnya lagi-lagi kesalahan sistemik alias lingkungan yang berperan disini. Maka lagi-lagi saya ingatkan untuk memulai dari diri sendiri.
Oleh karena itu sobat, keseimbangan itu penting. Ada air ada api, ada matahari ada bulan, sedari dulu keseimbangan mengatur dunia ini. Maka mengapa keseimbangan itu tidak kita terapkan dalam kehidupan kita sendiri? Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar